Bisa dibilang, bagi banyak orang buaya merupakan hewan yang sangat ditakuti. Namun, hal itu tak berlaku bagi seorang pria asal Bontang, Kalimantan Timur, yang justru bersahabat dengan seekor buaya.
Kisah persahabatan pria bernama Ambo (52) dengan seekor buaya muara bernama Riska belakangan ini menarik perhatian. Video kebersamaannya dengan buaya 'Riska' banyak beredar di media sosial.
Hubungan keduanya sangat dekat. Ambo selalu memberi makan buaya 'Riska' dan sering bermain dengannya. Bahkan orang di sekitar tempat tinggalnya sering menyebut keduanya layaknya seperti bapak dan anak.
Bertemu 15 Tahun Silam
Kisah persahabatan keduanya berawal saat Ambo bertemu dengan buaya 'Riska' 15 tahun silam. Saat itu Ia hendak memancing di muara, tiba-tiba muncul seekor buaya berukuran setengah meter datang mendekati perahunya.
Ambo mengaku saat itu merasa takut dan berusaha menghindari buaya tersebut. Namun, buaya itu terus mengikuti perahu Ambo. Kejadian ini terus berulang setiap kali Ambo memancing di muara tersebut.
Akhirnya, suatu hari Ambo memberanikan diri untuk berenang di muara. Benar saja, buaya itu kemudian muncul dan mendekatinya. Takut akan terluka, buaya itu ternyata tidak menyerang Ambo. Buaya itu justru cenderung menurut saat beberapa kali Ambo menghalaunya.
Sejak saat itu lah Ambo merawat buaya yang diberi nama Putri Riska dan selalu memberinya makan.
Tak Pernah Menyakiti Manusia
Buaya 'Riska' hidup bebas di muara di daerah Guntung, Bontang Utara. Meski begitu, Ia tak pernah melukai warga yang tinggal di daerah tersebut.Warga juga sudah tak asing lagi karena mayoritas warga yang merupakan nelayan sering bertemu buaya 'Riska' bahkan buaya muara lainnya. Saat ini, buaya 'Riska' diperkirakan berumur 24 tahun dengan panjang 4 meter lebih. Ia memiliki dua anak, bernama Rara dan Ristana.
Punya Akun YouTube
Hubungan persahabatan antara Ambo dan buaya 'Riska' ini ternyata sudah tersohor. Tak hanya di kalangan warga setempat, namun warga dari daerah lain. Banyak orang dari luar daerah seperti Jakarta, Bandung, Bali, pernah datang mengunjungi buaya 'Riska' dan ingin melihat interaksi antara Ambo dengan buaya kesayangannya itu. Saking terkenalnya, buaya 'Riska' bahkan punya kanal YouTube sendiri dengan nama Fitriyani Riska. Kanal Youtubenya itu dikelola oleh anak kandung Ambo dan kini sudah memiliki subscriber sebanyak 448 ribu.
Menolak Dievakuasi
Ambo bercerita, Ia pernah didatangi petugas dari dinas terkait untuk mengevakuasi buaya 'Riska'. Namun, evakuasi itu ditolak oleh warga setempat, dengan alasan buaya 'Riska' tak pernah mengganggu dan menyerang warga. Bahkan warga sering mencari-cari ketika Ia tak datang.
Setelah melalui komunikasi panjang, petugas akhirnya membuat perjanjian bahwa Ambo lah yang akan bertanggung jawab jika suatu saat buaya 'Riska' berulah.
"Nyawa saya taruhannya, kalau memang dia macam-macam. Saya selalu kasih tahu Riska, tidak boleh menyerang manusia," tutur Ambo.
Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur akan mengevakuasi tiga buaya besar di Kota Bontang termasuk buaya Riska yang akrab dengan Pak Ambo.
Namun rencana evakuasi yang harusnya dilakukan pada Minggu (17/9/2023) mendapat penolakan dari Pak Ambo.
Bukan tanpa alasan, Buaya Riska memang telah akrab dengan Pak Ambo selama bertahun-tahun. Kedekatannya bahkan diakui oleh sejumlah pakar hewan baik dalam negeri maupun mancanegara.
“Harusnya evakuasi tiga buaya pada Minggu kemarin. Ada penolakan (dari Ambo) karena dia adalah warga kami yang dekat dengan satwa liar tersebut,” kata Lurah Guntung, Deny Febrian pada Rabu (20/9/2023).
Deny mengatakan pihaknya tetap akan melakukan evakuasi terhadap tiga buaya tersebut tentunya berkoordinasi dengan BKSDA Kaltim. Tidak hanya itu, pihaknya bersama BKSDA Kaltim juga telah melakukan mediasi dengan Pak Ambo.
“Pak Ambo meminta hari Kamis, nanti akan kami fasilitasi,” tuturnya.
Meski begitu pihaknya akan melepaskan buaya Riska ke habitat semula pasca dievakuasi, jika ada masyarakat setempat yang meminta.
Hal ini berdasarkan hasil perundingan dan kesepakatan warga jika ada yang meminta mengembalikan Riska.
“Nanti akan kita rilis kembali jika ada yang menginginkan. Tapi kalau dua buaya lainnya nggak ada penolakan,” ungkapnya.
Dikonfirmasi kepada Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto mengatakan pihaknya melakukan evakuasi tersebut atas permintaan pemerintah setempat dan masyarakat. Namun saat hendak melakukan evakuasi, pihaknya mendapat penolakan.
“Kita menepati janji untuk di evakuasi, tapi ada pertimbangan-pertimbangan dari beberapa pihak,” ujarnya.
BKSDA Kaltim pun diminta melakukan kajian-kajian sebelum melakukan evakuasi terhadap buaya Riska yang akrab dengan Pak Ambo selama bertahun-tahun tersebut. Sehingga pihaknya akan menunggu kabar lebih lanjut.
“Intinya kami siap saja. Jadi kita menunggu kabar lebih lanjut,” pungkasnya.
Seperti Ayah dan Anak
Persahabatan antara manusia sudah menjadi hal umum, namun Panji Petualang mengungkap persahabatan langka antara seorang pria yang dipanggil Pak Ambo dengan buaya ‘raksasa’ bernama Riska. Bahkan keduanya sudah seperti ayah dan anak.
Panji secara khusus langsung datang ke muara tempat buaya Riska tinggal di Bontang, Kalimantan Timur. Riska bebas bermain-main di sini tanpa adanya penangkaran.
Panji mengungkap sudah memperhatikan bagaimana hubungan Pak Ambo dan Riska yang menurutnya di luar nalar.
“Berawal dari sebuah analisa dan memperhatikan hubungan yang baik antara buaya dan juga manusia yang bagi saya sendiri itu di luar nalar. Saya akhirnya terpaksa, bertolak kembali ke Bontang untuk melihat langsung apa yang mereka alami. Untuk bisa memastikan itu alami atau bukan?,” ungkap Panji dalam video dokumentasi di kanal YouTube Adventurer’s banner.
Benar saja, hubungan keduanya tak bisa dibilang biasa, terlihat dari cara Pak Ambo yang memanggil Riska hanya dengan sebutan nama saja.
"Riska, Riska sini," panggil Pak Ambo mirip seperti memanggil seorang anak.
Buaya hitam berjenis Crocodylus porosus) berukuran empat meter itu muncul, perlahan menunjukkan keberadaannya yang tak jauh dari perahu yang ditunggangi Pak Ambo dan Panji.
Panji pun menyambutnya dengan menyampaikan tujuan kedatangannya untuk bersilaturahmi.
Sosok buaya Riska dirasakan Panji sempat menatapnya untuk memastikan siapakah yang datang? Apakah orang jahat atau bukan.
"Dia ngecek dulu dia memastikan ini orang jahat bukan, wah gila ya naluri hewan yang emang kita anggap nggak punya pikiran karena otaknya lebih kecil dari matanya ternyata lebih sopan dan beretika dari hewan apapun yang ada di bumi," ungkap Panji.
Adegan berikutnya, dengan jelas video ini menuliskan untuk ‘jangan ditiru’. Sebab Pak Ambo langsung memberikan makan Riska, menyuapinya dengan tangan kosong tanpa ada pengaman apapun.
"Luar biasa dan sekarang yang eksklusifnya adalah kita bisa melihat hubungan yang baik juga antara Pak Ambo dengan Riska, secara alami ini," kata Panji.
Menurut Panji, hubungan baik antara Pak Ambo dengan buaya yang di luar nalar itu adalah kemampuan yang diberkati Tuhan.
“Ini udah berkah dari Allah dan alam memilih Pak Ambo untuk bersama Riska dan juga keluarganya yang lain," ucapnya.
Bukan karena dijinakkan, ketulusan Pak Ambo mampu meluluhkan sosok buaya Riska, yang sebenarnya menurut Panji tergolong agresif.
Bahkan ayam yang diberikan Riska dari uluran tangan Pak Ambo adalah ayam fresh bukan mati, yang bisa dimakan manusia.
"Kadang sisanya aku goreng," celetuk Pak Ambo yang terlihat sangat santai, tanpa rasa takut sedikitpun meskipun dia sedang tepat berada di depan seekor buaya. Bahkan dia sempat mengelus-elus kepala Riska.
Menurut Panji, sosok Pak Ambo bukanlah Pawang yang terkenal dengan kata menakutkan, dia hanyalah seseorang yang merawat dan peduli dengan Riska.
Bersama Pak Ambo, buaya Riska ini pun merasa nyaman. Dia bisa membedakan mana ayam dan mana tangan Pak Ambo yang tak digigit olehnya. Ketika ada kapal lewat, Riska tak merasa terganggu.
“Bukan perubahan perilaku pada hewan dan nggak ada paksaan. Dia di alam tanpa ada penangkaran. Hubungan Pak Ambo dan Riska benar -benar alami,” Panji berucap.
Kata Pak Ambo, untuk bertemu Riska harus membawa kesabaran, harus disayang-sayang. (mdk/pas/drm)